JAKARTA (MI) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengaku, TNI akan membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Komando gabungan baru ini penting sebagai antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi di Laut China Selatan. “Kami sudah laporkan kepada Presiden dan sudah diterima oleh sekretaris negara. Sekarang sedang dipelajari dan dipertimbangkan kapan akan dirilis. Kita tinggal menunggu dari pemerintah,” ungkap Moeldoko saat melepas keberangkatan 800 Prajurit TNI Konga XXXV-A/Unamid ke Darfur, Sudan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.
Moeldoko mengatakan, alasan mengapa wilayah barat yang meliputi Sumatera dan Kalimantan menjadi prioritas dibentuk Kogabwilhan. Menurut mantan Pangdam Siliwangi ini, daerah tersebut bisa menjadi titik terdepan dalam mengantisipasi perkembangan di kawasan Laut China Selatan.
“Ke depan bisa kita proyeksikan sebagai first point di kawasan Laut China Selatan sehingga Kogabwilhan itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi,” paparnya. Dalam Kogabwilhan, kata Moeldoko, unsur komando gabungannya yang disiapkan mulai dari panglima beserta seluruh jajarannya. Termasuk unsur-unsur satuan pelaksanaan yang ada di kodam, Komando Operasi (Koops) AU, dan di armada.
Menurut Moeldoko, perkembangan ke depan TNI akan menambah Koops AU dan satu divisi Kostrad. “Rencananya penggabungan tiga matra TNI berada dalam komando wilayah gabungan barat, tengah, dan timur,” ungkapnya. KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna mengaku akan mengoptimalkan peran dari Satuan Pemeliharaan (Sathar) di jajaran Komandan Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau).
Karena itu, pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ilmu pengetahuan, jiwa militansi, kreatif, dan inovatif merupakan hal yang sangat penting. Alutsista perlu ditangani oleh personel yang profesional. Termasuk peningkatan peran Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara (Dispamsanau) yang memiliki tugas membina dan menyelenggarakan fungsi pengamanan, sandi, dan intelijen di lingkungan TNI Angkatan Udara.
“Dinamika dan tantangan ke depan tidak semakin ringan,” ujarnya saat serah terima jabatan Kadispamsanau dari Marsma TNI D Widiantoro kepada Kolonel Sus Petrus Bagia Putranto. Menurut Agus, perkembangan situasi yang terjadi saat ini, baik dalam lingkup global, regional, maupun nasional tidak mudah untuk diprediksi. Ini menyebabkan peran intelijen menjadi semakin penting dan strategis.
Agus melihat ancaman mudah berkembang dari satu dimensi ke dimensi lain, termasuk ideologi, ekonomi, politik, sosial, hukum, informasi, dan teknologi serta keamanan. Spektrum ancaman juga dapat berubah dengan tibatiba dari lokal ke nasional.
Komando gabungan baru ini penting sebagai antisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi di Laut China Selatan. “Kami sudah laporkan kepada Presiden dan sudah diterima oleh sekretaris negara. Sekarang sedang dipelajari dan dipertimbangkan kapan akan dirilis. Kita tinggal menunggu dari pemerintah,” ungkap Moeldoko saat melepas keberangkatan 800 Prajurit TNI Konga XXXV-A/Unamid ke Darfur, Sudan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.
Moeldoko mengatakan, alasan mengapa wilayah barat yang meliputi Sumatera dan Kalimantan menjadi prioritas dibentuk Kogabwilhan. Menurut mantan Pangdam Siliwangi ini, daerah tersebut bisa menjadi titik terdepan dalam mengantisipasi perkembangan di kawasan Laut China Selatan.
“Ke depan bisa kita proyeksikan sebagai first point di kawasan Laut China Selatan sehingga Kogabwilhan itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi,” paparnya. Dalam Kogabwilhan, kata Moeldoko, unsur komando gabungannya yang disiapkan mulai dari panglima beserta seluruh jajarannya. Termasuk unsur-unsur satuan pelaksanaan yang ada di kodam, Komando Operasi (Koops) AU, dan di armada.
Menurut Moeldoko, perkembangan ke depan TNI akan menambah Koops AU dan satu divisi Kostrad. “Rencananya penggabungan tiga matra TNI berada dalam komando wilayah gabungan barat, tengah, dan timur,” ungkapnya. KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna mengaku akan mengoptimalkan peran dari Satuan Pemeliharaan (Sathar) di jajaran Komandan Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau).
Karena itu, pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki ilmu pengetahuan, jiwa militansi, kreatif, dan inovatif merupakan hal yang sangat penting. Alutsista perlu ditangani oleh personel yang profesional. Termasuk peningkatan peran Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara (Dispamsanau) yang memiliki tugas membina dan menyelenggarakan fungsi pengamanan, sandi, dan intelijen di lingkungan TNI Angkatan Udara.
“Dinamika dan tantangan ke depan tidak semakin ringan,” ujarnya saat serah terima jabatan Kadispamsanau dari Marsma TNI D Widiantoro kepada Kolonel Sus Petrus Bagia Putranto. Menurut Agus, perkembangan situasi yang terjadi saat ini, baik dalam lingkup global, regional, maupun nasional tidak mudah untuk diprediksi. Ini menyebabkan peran intelijen menjadi semakin penting dan strategis.
Agus melihat ancaman mudah berkembang dari satu dimensi ke dimensi lain, termasuk ideologi, ekonomi, politik, sosial, hukum, informasi, dan teknologi serta keamanan. Spektrum ancaman juga dapat berubah dengan tibatiba dari lokal ke nasional.
Sumber : Sindonews