Jakarta (MI) : Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi berkunjung ke Papua Nugini untuk membahas sejumlah kerja sama ekonomi dengan Menlu Hon. Rimbink Pato pada Jumat (27/2).
Dalam kunjungan pertama kalinya ini, Menlu Retno Marsudi menyatakan bahwa RI dan Papua Nugini akan meningkatkan kerangka Kemitraan Strategis yang disetujui pada Plan of Action tahun 2013,
"Kedua Menlu menekankan pentingnya mendorong upaya peningkatan perdagangan, termasuk di pasar perbatasan," bunyi siaran pers Kemenlu yang diterima CNN Indonesia, Sabtu (28/2).
Dalam kesempatan tersebut, kedua Menlu membahas realisasi dari komitmen Indonesia sebesar US$20 juta, atau sekitar Rp258 miliar untuk program pengembangan kapasitas bagi negara-negara Pasifik rumpun Melanesia (MSG).
"Kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Papua Nugini," bunyi pernyataan dari Kemenlu.
Nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2009 hingga 2013 telah bertumbuh sebesar 18,73%. Meskipun demikian, kedua Menlu sepakat mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar.
Menlu Undang Papua Nugini Hadiri Peringatan 60 Tahun KAA
Di sela-sela kunjungannya ke Papua Nugini (PNG), Menlu Retno Marsudi bertemu dengan Perdana Menteri Peter O'Neill. Dalam kesempatan itu, Menlu sampaikan undangan untuk menghadiri 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Ketika melakukan kunjungan kehormatan kepada PM O’ Neill, kedua belah pihak menyepakati bahwa selama beberapa dekade ini, hubungan bilateral antara kedua negara telah semakin dalam dan dewasa, sehingga kedua pihak saat ini merasa yakin untuk membahas isu apapun secara terbuka dan jujur. Ini termasuk isu-isu yang sensitif bagi kedua negara, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan bagi keseluruhan hubungan kedua negara yang bertetangga dekat.
"Kedua Pihak menggarisbawahi pentingnya kedua Pemerintah untuk membuka komunikasi dan mencapai kesepahaman yang sama untuk memajukan seluruh isu-isu kerja sama bilateral kedua negara. Dalam konteks ini, PM O'Neill menyambut baik usulan Menlu Retno untuk mengintensifkan komunikasi terbuka antara Papua Nugini dengan Indonesia sebagai dua tetangga dekat melalui pembentukan hotline di antara kedua Menlu," pernyataan pihak Kementerian Luar Negeri RI, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (28/2/2015).
"Menlu juga menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri Papua Nugini untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 dan 10 Tahun Kemitraan Strategis Asia-Afrika pada 19-24 April 2015," lanjut pihak Kemlu.
Sebelumnya, Menlu Retno Marsudi juga melakukan pertemuan dengan Menlu PNG Rimbink Pato. Keduanya menyambut baik rencana peresmian tugu perbatasan Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency (BDA) di perbatasan Skouw-Wutung di tahun ini.
Sebagai bentuk realisasi dari komitmen Indonesia sebesar USD20 juta untuk program pengembangan kapasitas bagi negara-negara Melanesian Spearhead Group (MSG), kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Papua Nugini.
Menlu RI juga memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di PNG.
"Terkait isu-isu regional, Menlu Retno Marsudi menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Keketuaan Papua New Guinea di APEC pada 2018, sebagaimana diputuskan dalam APEC Leaders’ Declaration di Beijing 2014 lalu," imbuh pernyataan Kemlu.
Sebagai bagian dari keterlibatan Indonesia yang semakin kuat di MSG, Menlu Retno akan mengintensifkan komunikasi mengenai isu-isu terkait dengan MSG. Kedua Menlu akan mendorong saling kunjung, kontak, dan konsultasi secara reguler antara Indonesia dan Anggota MSG. Menlu Papua Nugini akan menyampaikan undangan bagi Menlu RI untuk hadir di Pacific Islands Forum pada 7-11 September 2015 di Port Moresby.
Sumber : CNN , Metrotvnews