Jakarta (MI) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko baru saja melepas Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXXV-A United Nations Mission in Darfur (Unamid) untuk misi perdamaian. Atas permintaan PBB, TNI kembali akan mengirim 1 batalyon pasukannya ke Angola, Afrika.
"Nanti ada lagi permintaan satu batalyon ke Angola. Target kita 2016 ada 4.000 prajurit kita kirim lagi, supaya (TNI) bisa masuk 10 besar di dunia," ungkap Moeldoko usai melepas Satgas Konga United di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).
Meski begitu, Panglima TNI belum bisa memastikan kapan pasukannya ini akan diberangkatkan. Pasalnya TNI masih menunggu administrasi dari PBB.
"Biasanya proses administrasi dari PBB agak lama, ada warningnya. Tapi yang ingin saya tegaskan kita memiliki standby force, setiap saat bisa digerakkan dalam tempo singkat," tegas Jenderal Bintang 4 itu.
Standby Force yang dimaksud Moeldoko ada di Indonesia Peace and Security Center (IPSC) atau Pusat Misi Perdamaian yang ada di Sentul, Bogor, Jawa Barat. TNI telah mempersiapkan prajuritnya yang sewaktu-waktu bisa dikirim untuk melakukan misi perdamaian.
"Kita memiliki IPSC, di sana daerah latihannya siap, infrastrukturnya siap dan akomodasi sarana prasarananya di sana siap. Prajuritnya siap saat digerakkan. Kita memang mempunyai standby force apabila PBB meminta, dalam tempo 2-3 minggu kita siap mengirimkan," jelas Moeldoko.
Dengan mengirimkan pasukan perdamaian, disebut Panglima TNI itu berarti Indonesia memberikan kontribusi terhadap dunia, khususnya pada hal perdamaian. Selain itu, keuntungan lain yang didapat TNI adalah bisa memberikan pengalaman bagi para prajuritnya.
"Nanti ada lagi permintaan satu batalyon ke Angola. Target kita 2016 ada 4.000 prajurit kita kirim lagi, supaya (TNI) bisa masuk 10 besar di dunia," ungkap Moeldoko usai melepas Satgas Konga United di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).
Meski begitu, Panglima TNI belum bisa memastikan kapan pasukannya ini akan diberangkatkan. Pasalnya TNI masih menunggu administrasi dari PBB.
"Biasanya proses administrasi dari PBB agak lama, ada warningnya. Tapi yang ingin saya tegaskan kita memiliki standby force, setiap saat bisa digerakkan dalam tempo singkat," tegas Jenderal Bintang 4 itu.
Standby Force yang dimaksud Moeldoko ada di Indonesia Peace and Security Center (IPSC) atau Pusat Misi Perdamaian yang ada di Sentul, Bogor, Jawa Barat. TNI telah mempersiapkan prajuritnya yang sewaktu-waktu bisa dikirim untuk melakukan misi perdamaian.
"Kita memiliki IPSC, di sana daerah latihannya siap, infrastrukturnya siap dan akomodasi sarana prasarananya di sana siap. Prajuritnya siap saat digerakkan. Kita memang mempunyai standby force apabila PBB meminta, dalam tempo 2-3 minggu kita siap mengirimkan," jelas Moeldoko.
Dengan mengirimkan pasukan perdamaian, disebut Panglima TNI itu berarti Indonesia memberikan kontribusi terhadap dunia, khususnya pada hal perdamaian. Selain itu, keuntungan lain yang didapat TNI adalah bisa memberikan pengalaman bagi para prajuritnya.
"Jangan seperti katak dalam tempurung. Dia (prajurit TNI) bisa mawas diri bagaimana posisinya. Jadi dia bisa cerita kepada teman-temannya. (Prajurit) dari Perancis begini, dari Afrika begini jadi bisa perbaiki diri," Moeldoko menjelaskan.
Walau banyak mengirim pasukan untuk misi perdamaian ke luar negeri, Panglima TNI tetap menjamin pertahanan dan keamanan dalam negeri. Artinya, bukan berarti dengan mengirim prajurit bertugas di luar NKRI maka TNI akan tidak siap untuk menjaga kedaulatan negara.
"Tidak (mengganggu keamanan negara), kita punya prajurit yang cukup banyak. Jumlah keseluruhan di jajaran TNI hampir 500 ribu. Jadi tidak ada masalah, tidak usah khawatir. Kita siap membantu kepolisian untuk menegakkan stabilitas nasional," tutur Moeldoko.
"Kita selalu siap dalam tugas. Karena penugasan dalam negeri berkurang, jadi kita kirim ke luar negeri. Kalau ada peluang langsung kita kirim," tutup mantan Pangdam Siliwangi itu.
Hari ini Panglima TNI melepas 800 prajurit TNI gabungan yang akan diberangkatkan ke Darfur pada 20, 22, dan 24 Februari mendatang. Hadir pula dalam pelesapan Konga Unamid XXXV tersebut KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana Ade Supandi, KSAU Marsekal Agus Supriatno, dan sejumlah pejabat teras TNI lainnya.
Walau banyak mengirim pasukan untuk misi perdamaian ke luar negeri, Panglima TNI tetap menjamin pertahanan dan keamanan dalam negeri. Artinya, bukan berarti dengan mengirim prajurit bertugas di luar NKRI maka TNI akan tidak siap untuk menjaga kedaulatan negara.
"Tidak (mengganggu keamanan negara), kita punya prajurit yang cukup banyak. Jumlah keseluruhan di jajaran TNI hampir 500 ribu. Jadi tidak ada masalah, tidak usah khawatir. Kita siap membantu kepolisian untuk menegakkan stabilitas nasional," tutur Moeldoko.
"Kita selalu siap dalam tugas. Karena penugasan dalam negeri berkurang, jadi kita kirim ke luar negeri. Kalau ada peluang langsung kita kirim," tutup mantan Pangdam Siliwangi itu.
Hari ini Panglima TNI melepas 800 prajurit TNI gabungan yang akan diberangkatkan ke Darfur pada 20, 22, dan 24 Februari mendatang. Hadir pula dalam pelesapan Konga Unamid XXXV tersebut KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo, KSAL Laksamana Ade Supandi, KSAU Marsekal Agus Supriatno, dan sejumlah pejabat teras TNI lainnya.
Sumber : Detik