Detasemen Jalamangkara TNI AL bebaskan tawanan teroris



Palembang (MI) : Detasemen Jala Mangkara TNI AL berhasil membebaskan sejumlah tawanan teroris, di Pertamina Plaju Palembang pada gelaran latihan pembebasan sandera satuan pasukan khusus elit TNI AL itu, Sabtu.


Latihan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu diskenariokan di lokasi Pertamina Plaju sebagai salah satu pusat energi di Sumatera Selatan.



Skenarionya, 25 teroris yang dilengkapi senjata api dan bahan peledak dipasang di kilang serta berhasil menguasai Pertamina Plaju, selanjutnya menyandera beberapa pejabat setempat dengan tujuan minta tebusan uang.



Operasi penyelamatan para sandera ini didudukung oleh beberapa tim yaitucombat free fallrubber duck operation,advanced fastrope, dan tim perahu serbusea raider.



Pada waktu yang sudah direncanakan, empat tim melakukan infiltrasi dengan navigasi jarak jauh melalui KRI Makassar 590 menuju kapal sasaran Pertamina memakai sea raider.



Dua tim rubber duck operation menurunkan satu perahu karet dan masing-masing tiga personel dengan menggunakan pesawat Cassa NC 212 dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.



Selanjutnya tim bergerak menuju ke sasaran yaitu gedung Marine Region III Pertamina Plaju. 



Pada pusat sasaran tempat sandera ditahan tim combat free fall melakukan infiltrasi udara menggunakan helikopter Bell-412 dari KRI Makassar-509.



Sementara itu tim Delta bergerak untuk menjinakkan bahan peledak di sasaran ruang kontrol kilang dengan menggunakan teknik fast ropping.



Teroris pun berhasil dilumpuhkan, serta para sandera akhirnya diamankan. Selanjutnya Denjaka TNI AL melakukan pengecekan personel dan materil, misi pun selesai.



Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, cukup puas dengan hasil latihan hari ini. "Latihan ini menyiapkan Denjaka untuk mereka memiliki kompetensi sebagai pasukan anti teror aspek laut, nanti akan digunakan panglima TNI," katanya.
"Kalau untuk kegiatan di kita adalah sifatnya menangani perampokan kecil-kecilan naik ke kapal, tapi kalau untuk pembajakan yang sifatnya besar itu jarang terjadi," kata Supandi. 















Sumber : ANTARA