JAKARTA (MI) : Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad Basya, mengungkapkan, usai menggelar latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), TNI bakal melanjutkan kegiatan dengan adanya Operasi Teritorial di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Operasi teritorial ini rencananya akan digelar selama satu bulan, atau paling lama sekitar dua bulan.
Operasi teritorial ini berupa adanya bantuan kepada masyarakat di sekitar Poso terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan kesehatan. Dalam operasi itu, para personil TNI akan melakukan rehabilitasi masjid, perbaikan jalan yang rusak, pembangunan kembali rumah-rumah warga yang tidak layak huni, hingga operasi bibir sumbing gratis untuk warga.
"Operasi teritorial itu bisa dibilang untuk mengobati latihan PPRC yang kami gelar disana," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (19/3).
Fuad menambahkan, pihaknya belum memutuskan apakah latihan PPRC itu akan langsung dilanjutkan dengan kegiatan penumpasan teroris yang diduga bersembunyi di hutan dan pegunungan di sekitar Poso, terutama untuk meringkus jaringan Santoso yang diduga kuat berafiliasi ke kelompok radikal, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Latihan PPRC itu, ujar Fuad, memang telah menjadi agenda tahunan TNI.
Selain itu, jikapun akan melakukan operasi militer untuk menumpas teroris di Poso, TNI masih harus menunggu persetujuan dari pemerintah dan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian. Fuad pun mengaku, hingga saat ini, belum ada 'restu' dari pemerintah. Pun dengan permintaan bantuan dari Polri kepada TNI untuk terjun langsung dalam upaya pemberantasan terorisme di Poso lewat operasi-operasi gabungan.
"Belum, mereka (Kepolisian), belum mengajukan permintaan bantuan," ujar perwira tinggi bintang dua TNI AD itu.
Operasi teritorial ini berupa adanya bantuan kepada masyarakat di sekitar Poso terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan kesehatan. Dalam operasi itu, para personil TNI akan melakukan rehabilitasi masjid, perbaikan jalan yang rusak, pembangunan kembali rumah-rumah warga yang tidak layak huni, hingga operasi bibir sumbing gratis untuk warga.
"Operasi teritorial itu bisa dibilang untuk mengobati latihan PPRC yang kami gelar disana," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (19/3).
Fuad menambahkan, pihaknya belum memutuskan apakah latihan PPRC itu akan langsung dilanjutkan dengan kegiatan penumpasan teroris yang diduga bersembunyi di hutan dan pegunungan di sekitar Poso, terutama untuk meringkus jaringan Santoso yang diduga kuat berafiliasi ke kelompok radikal, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Latihan PPRC itu, ujar Fuad, memang telah menjadi agenda tahunan TNI.
Selain itu, jikapun akan melakukan operasi militer untuk menumpas teroris di Poso, TNI masih harus menunggu persetujuan dari pemerintah dan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian. Fuad pun mengaku, hingga saat ini, belum ada 'restu' dari pemerintah. Pun dengan permintaan bantuan dari Polri kepada TNI untuk terjun langsung dalam upaya pemberantasan terorisme di Poso lewat operasi-operasi gabungan.
"Belum, mereka (Kepolisian), belum mengajukan permintaan bantuan," ujar perwira tinggi bintang dua TNI AD itu.
Sumber : REPUBLIKA