Merdeka (MI) : Setelah merdeka nyaris 70 tahun lalu, Indonesia hanya beberapa kali terlibat pertempuran dengan negara tetangga. Oleh sebab itu, jarang sekali Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai menjejakkan kaki di luar perbatasan, kecuali memang situasi perang.
Tercatat, agresi militer RI ke negara lain dalam skala besar terjadi tiga kali, yakni saat perang merebut Papua Barat, konfrontasi dengan Federasi Malaya, serta pendudukan Timor Timur.
Selebihnya, TNI lebih sering menghalau militer asing. Misalnya yang paling terkenal adalah insiden pengusiran Kapal Perang Malaysia di Ambalat pada 1 April 2005.
Di luar itu, ternyata beberapa kali aparat Indonesia menerobos wilayah berdaulat negara lain di luar momen perang terbuka. Merdeka.com merangkum beberapa insiden itu berdasarkan arsip yang kami miliki.
Selamat membaca!
1. TNI terobos Papua Nugini, tembak OPM
Beberapa personil TNI Angkatan Darat menerobos perbatasan Indonesia-Papua Nugini pada April 2012. Dalam aksi yang tidak diotorisasi oleh Mabes itu, tentara menembak mati seorang penduduk, yang disinyalir anggota Organisasi Papua Merdeka.
Tentara Indonesia memasuki wilayah darat Papua Nugini hingga beberapa kilomter.
Pemerintah Papua Nugini berang karena kedaulatan wilayahnya diinjak-injak. Menlu Sir Rabbie Namaliu mengeluarkan protes keras kepada pemerintah Indonesia, seperti dilansir Radio Australia (11/4/2012).
Penerobosan militer Indonesia itu adalah imbas dari konflik TNI-OPM yang berlarut-larut beberapa bulan sebelumnya. Pada Desember 2013, terjadi tiga kali kontak senjata antara militan dengan TNI.
2. Usman-Harun terobos Singapura
Aksi dua personil Korps Komando Operasi (KKO) TNI Angkatan Laut menerobos Singapura ini sangat rahasia. Tidak banyak petinggi militer di Jakarta yang tahu bahwa Harun Said dan Usman Haji Mohamad Ali ditugaskan meledakkan gedung di Negeri Singa.
Alhasil, walau terkait dengan konfrontasi Federasi Malaya, aksi dua personil TNI ini nyaris di luar hukum yang berlaku. Mereka menyusup ke Singapura, melalui Pulau Sambu, seberang Kota Batam.
Pada 10 Maret 1965, keduanya meledakkan Gedung MacDonald di kawasan bisnis Orchard. Aksi Usman-Harun menewaskan tiga penduduk sipil dan melukai 33 lainnya. Keduanya tertangkap beberapa jam setelah insiden saat mencoba kabur di perairan internasional menuju Batam.
Karena bukan aksi militer yang diumumkan sebelumnya, Singapura sampai sekarang menganggap keduanya adalah teroris. Penyusupan Usman-Harun adalah salah satu manuver perang paling terkenal sepanjang sejarah TNI AL.
Karena aksinya, dua tentara itu dihukum gantung oleh otoritas Singapura. Hubungan RI-Singapura baru kembali normal setelah Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw menaburkan bunga di pusara Usman-Harun, di TMP Kalibata pada 1973.
3. Terobos Sebatik, 14 TNI-Polri diamankan Malaysia
Ini adalah kejadian yang terjadi akhir pekan lalu. Kepolisian Malaysia menahan 17 warga negara Indonesia di dekat Pulau Sebatik karena melanggar aturan imigrasi. Rombongan yang menerobos perbatasan ini terdiri dari 10 anggota Polri, 4 personil TNI, dan tiga warga sipil.
Kepada aparat negeri jiran, personil polisi dan TNI itu mengaku hendak mengejar tersangka pembunuhan yang kabur ke Tawau, Negara Bagian Sabah. Orang yang dicari itu ternyata sedang ditahan Balai Polisi Wallace Bay.
Mereka mengaku spontan menggeruduk kantor polisi di wilayah Malaysia karena ingin menangkap tersangka.
Tersangka bernama Syarif, diketahui terlibat pembunuhan Sersan Satu (Sertu) Tata Adi Cahyono dari Kodim 0911/ Pulau Nunukan, Kalimantan Utara.
Wakil Inspektur Jenderal Sabah Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim mengatakan polisi dan TNI itu dinilai tidak punya maksud buruk dengan masuk secara ilegal ke Malaysia. Kepada penyidik, mereka menyatakan hanya berniat menjemput Syarif untuk dibawa pulang ke Indonesia.
"Namun dalam melakukan penjemputan tahanan itu mereka tidak melalui jalur formal," kata Rashid.
Polis Diraja Malaysia (PDRM) sempat kaget melihat kedatangan polisi dan tentara Indonesia bersenjata lengkap, serta berpakaian preman itu. Tujuh orang dari rombongan mengendarai kapal cepat, sisanya memakai sepeda motor menerobos perbatasan.
Sumber : Merdeka