Kediri (MI) : Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 521/Dadaha Yudha Kediri mengumpulkan buku bacaan bekas dari para pelajar setempat untuk dibawa serta sebagai bekal dalam misi ke perbatasan wilayah RI. Para prajurit itu akan diberangkatkan ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Mei mendatang.
Komandan Brigade Infanteri 16 Kediri Letnan Kolonel Nevra Firdaus mengatakan Batalyon 521 mengemban misi menjaga wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia, itu selama sembilan bulan. "Ada sekitar 350 prajurit yang berangkat," kata Nevra kepada Tempo, Rabu, 11 Maret 2015.
Meski merupakan tugas rutin, ada yang berbeda dengan keberangkatan pasukan kali ini. Tak hanya membawa senjata dan logistik khas tentara, Batalyon juga diminta membawa buku-buku bacaan bekas yang nantinya dibagikan kepada anak-anak di wilayah tapal batas itu.
Karena banyaknya buku yang dibutuhkan, para prajurit mulai mengumpulkan buku-buku tersebut sejak pekan lalu. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kediri, setiap sekolah diminta menyumbangkan buku pelajaran maupun bacaan. Program ini mendapat simpati dari para pelajar di Kediri, yang dengan sukarela menyerahkan buku-buku mereka.
Basuki, guru Sekolah Dasar Negeri Sukorame III, mengatakan murid-muridnya antusias mengumpulkan buku bekas yang masih layak baca. Kebanyakan buku yang dikumpulkan adalah nonfiksi. "Kami kumpulkan ke Dinas Pendidikan untuk diserahkan Batalyon," katanya.
Nayla Jasmine, siswi di sekolah tersebut, tak keberatan memberikan bukunya buat anak-anak di Nunukan. Dia mengaku mendapat penjelasan dari gurunya tentang kondisi anak-anak di Nunukan. "Kasihan mereka tak punya buku cerita," kata Nayla.
Selain pelajar, diharapkan program ini didukung berbagai pihak demi terkumpulnya buku bacaan bagi anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Komandan Brigade Infanteri 16 Kediri Letnan Kolonel Nevra Firdaus mengatakan Batalyon 521 mengemban misi menjaga wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia, itu selama sembilan bulan. "Ada sekitar 350 prajurit yang berangkat," kata Nevra kepada Tempo, Rabu, 11 Maret 2015.
Meski merupakan tugas rutin, ada yang berbeda dengan keberangkatan pasukan kali ini. Tak hanya membawa senjata dan logistik khas tentara, Batalyon juga diminta membawa buku-buku bacaan bekas yang nantinya dibagikan kepada anak-anak di wilayah tapal batas itu.
Karena banyaknya buku yang dibutuhkan, para prajurit mulai mengumpulkan buku-buku tersebut sejak pekan lalu. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kediri, setiap sekolah diminta menyumbangkan buku pelajaran maupun bacaan. Program ini mendapat simpati dari para pelajar di Kediri, yang dengan sukarela menyerahkan buku-buku mereka.
Basuki, guru Sekolah Dasar Negeri Sukorame III, mengatakan murid-muridnya antusias mengumpulkan buku bekas yang masih layak baca. Kebanyakan buku yang dikumpulkan adalah nonfiksi. "Kami kumpulkan ke Dinas Pendidikan untuk diserahkan Batalyon," katanya.
Nayla Jasmine, siswi di sekolah tersebut, tak keberatan memberikan bukunya buat anak-anak di Nunukan. Dia mengaku mendapat penjelasan dari gurunya tentang kondisi anak-anak di Nunukan. "Kasihan mereka tak punya buku cerita," kata Nayla.
Selain pelajar, diharapkan program ini didukung berbagai pihak demi terkumpulnya buku bacaan bagi anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Sumber : TEMPO