Nunukan (MI) : Pos penjagaan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia Sei Kaca, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Kaltara, nyaris ambruk sehingga diharapkan menjadi perhatian pemerintah.
Pantauan ANTARA di Nunukan, Rabu, pos perbatasan Sei Kaca yang terbuat dari kayu saat ini kondisinya miring sekitar 45 derajat akibat tiang bagian depan lapuk dan air laut masuk saat pasang.
Akibat lantai pos yang telah miring itu, tempat tidur prajurit dan meja-meja harus dialas dengan batu atau balok agar posisinya rata, kemudian dari pintu gerbang masuk ke ruang utama harus menggunakan kayu sebagai titian.
Kepala Staf Divisi Infantri 1 Kostrad, Brigjen TNI Agus Rohman yang mengunjungi Pos Perbatasan Sei Kaca mengaku sangat prihatin namun meminta kepada prajurit Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Julu Siri tidak jatuh semangat dengan kondisi tersebut.
Ia tetap memotivasi prajurit yang bertugas di pos itu dimana harus menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai penjaga kedaulatan negara dari upaya-upaya yang dapat mengganggu keamanan dalam negeri dengan sebaik-baiknya.
"Kalau melihat kondisi pos penjagaan perbatasan Sei Kaca ini memang sangat memprihatikan tetapi tidak menyurutkan semangat prajurit menjaga wilayah perbatasan agar keamanan dan kedaulatan tetap terjaga," kata Agus Rohman yang didampingi Asisten Operasi Kasdivif 1 Kostrad, Kol Inf Agus Pambudi, Wakil Asisten Teritorial Kasdivif 1 Kostrad, Letkol Inf Puguh dan Komandan Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Julu Siri, Letkol Inf Agustatius Sitepu.
Agus Rohman juga berpesan kepada prajuritnya agar tetap waspada terhadap binatang buas yang sewaktu-waktu menyerang karena lokasi pos itu berada di rawa-rawa atau pinggir sungai yang menjadi jalur menuju Kecamatan Seimenggaris dan wilayah Malaysia.
Kasdivif 1 Kostrad ini meminta prajutir yang jaga pos atau piket malam agar setiap saat memantau teman-temannya yang sedang tertidur menggunakan alat penerangan jangan sampai diganggu atau diintai binatang buas seperti ular piton, buaya dan cobra laut yang berbisa itu.
Pantauan ANTARA di Nunukan, Rabu, pos perbatasan Sei Kaca yang terbuat dari kayu saat ini kondisinya miring sekitar 45 derajat akibat tiang bagian depan lapuk dan air laut masuk saat pasang.
Akibat lantai pos yang telah miring itu, tempat tidur prajurit dan meja-meja harus dialas dengan batu atau balok agar posisinya rata, kemudian dari pintu gerbang masuk ke ruang utama harus menggunakan kayu sebagai titian.
Kepala Staf Divisi Infantri 1 Kostrad, Brigjen TNI Agus Rohman yang mengunjungi Pos Perbatasan Sei Kaca mengaku sangat prihatin namun meminta kepada prajurit Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Julu Siri tidak jatuh semangat dengan kondisi tersebut.
Ia tetap memotivasi prajurit yang bertugas di pos itu dimana harus menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai penjaga kedaulatan negara dari upaya-upaya yang dapat mengganggu keamanan dalam negeri dengan sebaik-baiknya.
"Kalau melihat kondisi pos penjagaan perbatasan Sei Kaca ini memang sangat memprihatikan tetapi tidak menyurutkan semangat prajurit menjaga wilayah perbatasan agar keamanan dan kedaulatan tetap terjaga," kata Agus Rohman yang didampingi Asisten Operasi Kasdivif 1 Kostrad, Kol Inf Agus Pambudi, Wakil Asisten Teritorial Kasdivif 1 Kostrad, Letkol Inf Puguh dan Komandan Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Julu Siri, Letkol Inf Agustatius Sitepu.
Agus Rohman juga berpesan kepada prajuritnya agar tetap waspada terhadap binatang buas yang sewaktu-waktu menyerang karena lokasi pos itu berada di rawa-rawa atau pinggir sungai yang menjadi jalur menuju Kecamatan Seimenggaris dan wilayah Malaysia.
Kasdivif 1 Kostrad ini meminta prajutir yang jaga pos atau piket malam agar setiap saat memantau teman-temannya yang sedang tertidur menggunakan alat penerangan jangan sampai diganggu atau diintai binatang buas seperti ular piton, buaya dan cobra laut yang berbisa itu.
Sumber : ANTARA