Cilacap (MI) : Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) MayjendDoni Monardo mengatakan, ciri khas prajurit komando adalah kekuatannya terletak pada kemampuan individu seperti menembak, beladiri, kemampuan fisik yang prima dan kehandalannya dalam mempergunakan senjata tradisional.
Yang terpenting, kata Doni, sesuai pesan Panglima Besar Jenderal Sudirman, prajurit harus didukung dan juga dekat dengan masyarakat.
"Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu," kata Doni dalam amanatnya pada upacara penutupan pendidikan Komando Angkatan 97 di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (1/3/2015).
"Prajurit Kopassus yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat harus senantiasa dekat dan berjuang bersama-sama dengan masyarakat pada umumnya," katanya.
Lebih lanjut Danjen Kopassus berharap, dalam setiap diri prajurit Kopassus tidak berkembang pemikiran bahwa lebih istimewa dari kelompok masyarakat lainnya.
"Yang membedakan dengan masyarakat hanyalah bidang tugasnya sebagaimana yang diamanatkan oleh negara, karena melalui kebersamaan dengan masyarakat inilah, maka prajurit Kopassus akan dapat mencapai keberhasilan dalam setiap pelaksanaan tugasnya," katanya.
Pendidikan Komando yang berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan, terbagi menjadi tahap basis selama 18 minggu, tahap hutan gunung selama enam minggu, tahap gunung hutan selama enam minggu dan diakhiri tahap rawa laut, selama empat minggu.
Pendidikan Komando angkatan 97 ini diikuti oleh sebanyak 251 personel, yang berhasil lulus melalui pendidikan komando dan dilantik sebagai prajurit komando sebanyak 214 personel.
Sebanyak 37 peserta pendidikan Komando tidak lulus karena kesehatan. Berhasil mendapatkan sangkur perak sebagai lulus terbaik atas nama Letda Inf Madsoni Masturi lulusan akademi Militer 2013.
Sumber : TRIBUNNEWS