Panglima TNI Tawarkan Australia & Amerika Dilatih AD


JAKARTA (MI) : Usai prajurit Angkatan Darat (AD) menjuarai pelombaan menembak dalam ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 beberapa waktu lalu, pihak tuan rumah, yakni Australia dan Amerika, memprotes senjata yang digunakan prajurit Angkata Darat Indonesia.

Meski demikian, Panglima TNI, Jenderal Moeldoko menanggapi dengan santai komplain yang dilakukan kedua negara maju itu.

"Mereka (Australia dan Amerika) komplain senjata buatan Pindad dan minta senjata dibuka," kata Moeldoko di kawasan latihan Kostrad, Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Jumat 11 Juni 2015.

Moeldoko menegaskan, hasil yang diperoleh prajuritnya berasal dari latihan dan bukan karena senjata yang digunakan. Bahkan, pihaknya mengaku pernah mengirim seorang sersan guna melatih prajurit Brunei Darussalam untuk ajang serupa.

"Perlombaan Bisam (lomba tembak), seluruh ASEAN diundang. Brunei tidak pernah dapat medali, kita kirim sersan untuk melatih. Tidak sampai setahun, dapat medali," imbuhnya.

Sebab itu, Moeldoko menawarkan jasa serupa kepada pihak Australia dan Amerika jika mereka masih tidak rela kalah dari Indonesia. Seperti diketahui, dari 50 medali emas yang diperebutkan, TNI AD memperoleh 30 emas. Selain itu, 16 perak, dan 10 perunggu juga berhasil diraih dari event yang digelar pada 20-23 Mei di Packpunyal, Australia.

"Bukan senjata, tapi berlatihnya. Kalau Amerika dan Australia perlu dilatih, ya kita latih," tegasnya. 



Moeldoko Ingin Buktikan Prajurit TNI Lebih Tangguh

Moeldoko Ingin Buktikan Prajurit TNI Lebih Tangguh (Foto: Ilustrasi)

Tawaran Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar TNI melatih prajurit Australia dan Amerika Serikat menyusul kemenangan yang diraih TNI dalam perlombaan menembak menandakan kalau tentara di Tanah Air memiliki kemampuan yang optimal kendati belum dilengkapi alutsista yang memadai.

Meskipun kemenangan prajurit TNI ini sempat diprotes oleh Australia dan Amerika Serikat yang merasa keberatan dengan senjata buatan Pindad.

“Enggak apa-apa, itu menandakan TNI punya banyak keunggulan terutama dalam perang di hutan. Kelebihan TNI itu banyak sekali salah satunya perang di hutan itu,” ujar pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati kepada Okezone, Minggu (14/6/2015).
Nuning sapaan akrabnya menambahkan, saat ini perlengkapan TNI memang belum 100 persen bila dibandingkan dengan persenjataan yang dimiliki negara maju lainnya. Tetapi dengan prestasi yang didapat TNI dan kemudian menawarkan untuk mengajari prajurit negara lain itu mencerminkan kemampuan TNI tidak kalah dengan prajurit lainnya.

“TNI itu banyak ilmunya, sementara tentara bule punya ilmu dan alutsista canggih, maksudnya TNI memiliki ketangguhan meski belum mendapat penguatan alusista 100 persen,” pungkasnya.

Diketahui, prajurit Angkatan Darat (AD) menjuarai pelombaan menembak dalam ajang Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 beberapa waktu lalu. Pihak tuan rumah, yakni Australia dan Amerika Serikat, memprotes senjata yang digunakan prajurit Angkata Darat Indonesia yang berasal dari Pindad.

Namun, protes tersebut ditanggapi santai Jenderal Moeldoko dan justru menawarkan agar prajurit Amerika dan Australia dilatih TNI supaya bisa menang.









Sumber : Okezone